Pada bintang yang berkerdipan…
Malam yang gelap, pekat, hitam…
Aku berdiri di jendela, menatap dada langit yang dihiasi
bintang berkerdipan
Indahnya, bergantungan di angkasa raya bagai permata yang
berkemilau
Cuba untuk menghitungnya, namun aku gagal jua
1…2…3…10…100…999…
Arggh!!! Tak terkira jumlahnya, hingga aku terpaksa menyerah
kalah
Seketika, nadi terasa seperti berhenti berdenyut, nafas
beralun tidak teratur
Bayangan dosa-dosa silam menyelubungi kotak fikiranku, segenap
ruang ditawannya
Oh Kekasih, adakah lagi jalan dan ruang untuk aku menempah
tempat di sisi-Mu?
Masih ada lagikah izin dari-Mu untuk diri ini diberi
petunjuk serta peluang sesuci hamparan sutera putih?
Salahkah aku menumpang secebis daripada kekayaan Dia yang
dilimpahkan di dunia ini?
Bukankah alam semesta yang membulat tanpa sempadan dengan
segala isinya itu milik Dia?
Ahh…jauh sudah aku melayari silamku
Seketika, aku terdengar satu irama yang syahdu, lembut
mengalunkan
kalimah yang indah memuji Dia dan menyeru manusia ke
rumah-Nya
Entah mengapa, kala terdengar saja kalimah maha suci dan
indah itu,
diri ini kurasakan amat kerdil, sekecil debu di bawah kolong
langit maha luas
Terasa kerdil benar diri ini. Aku hanyalah satu makhluk yang
berdiri di tepi jendela, yang cuba mengira jumlah bintang-bintang, dan yang
terlalu mengagumi ciptaan Dia
Pada bintang yang berkerdipan…
Ingi sekali aku rungkaikan dan huraikan segala rahsia yang
menjadi simpananmu
Ingin sekali aku mengetahui misteri kerdipanmu, misteri
terangnya cahayamu dari ruang kosmos yang jauh ini…
Namun, kau masih lagi berkelip-kelipan di dada langit yang
hitam pekat…sehitam hati ini
Ternyata, sinaran cahayamu lebih terang dan jujur daripada
pancaran matahari yang menyinari perjalanan hidupku
Rupa-rupanya kau bintang, lebih ajaib daripada matahari!
Terasa ingin saja digapai sebutir demi sebutir, kemudian
akan kurungkaikan rahsianya yang menjadi misteri
Tapi ia terlalu jauh…sejauh hatiku dari Dia
Aku terlalu merindui Dia, rindu yang terlalu mendalam
Pada bintang yang berkerdipan…
Ingin sekali aku memiliki jiwa yang seterang dan sesuci
cahayamu, agar bisa kumendampingi Dia sampai akhir hayat
Alangkah agungnya Dia!
Aku kembali ke kamar, terus menatap bintang yang indah
berkerdipan…
(8.30 p.m.<2 Oktober 2005>
-9.11 p.m.<3
Oktober 2005>)
No comments:
Post a Comment