Total Pageviews

Friday, 27 January 2012

PADA BINTANG YANG BERKERDIPAN


Pada bintang yang berkerdipan…
Malam yang gelap, pekat, hitam…
Aku berdiri di jendela, menatap dada langit yang dihiasi bintang berkerdipan
Indahnya, bergantungan di angkasa raya bagai permata yang berkemilau
Cuba untuk menghitungnya, namun aku gagal jua
1…2…3…10…100…999…
Arggh!!! Tak terkira jumlahnya, hingga aku terpaksa menyerah kalah

Seketika, nadi terasa seperti berhenti berdenyut, nafas beralun tidak teratur
Bayangan dosa-dosa silam menyelubungi kotak fikiranku, segenap ruang ditawannya
Oh Kekasih, adakah lagi jalan dan ruang untuk aku menempah tempat di sisi-Mu?
Masih ada lagikah izin dari-Mu untuk diri ini diberi petunjuk serta peluang sesuci hamparan sutera putih?

Salahkah aku menumpang secebis daripada kekayaan Dia yang dilimpahkan di dunia ini?
Bukankah alam semesta yang membulat tanpa sempadan dengan segala isinya itu milik Dia?

Ahh…jauh sudah aku melayari silamku
Seketika, aku terdengar satu irama yang syahdu, lembut mengalunkan
kalimah yang indah memuji Dia dan menyeru manusia ke rumah-Nya
Entah mengapa, kala terdengar saja kalimah maha suci dan indah itu,
diri ini kurasakan amat kerdil, sekecil debu di bawah kolong langit maha luas
Terasa kerdil benar diri ini. Aku hanyalah satu makhluk yang berdiri di tepi jendela, yang cuba mengira jumlah bintang-bintang, dan yang terlalu mengagumi ciptaan Dia

Pada bintang yang berkerdipan…
Ingi sekali aku rungkaikan dan huraikan segala rahsia yang menjadi simpananmu
Ingin sekali aku mengetahui misteri kerdipanmu, misteri terangnya cahayamu dari ruang kosmos yang jauh ini…
Namun, kau masih lagi berkelip-kelipan di dada langit yang hitam pekat…sehitam hati ini
Ternyata, sinaran cahayamu lebih terang dan jujur daripada pancaran matahari yang menyinari perjalanan hidupku
Rupa-rupanya kau bintang, lebih ajaib daripada matahari!









Terasa ingin saja digapai sebutir demi sebutir, kemudian akan kurungkaikan rahsianya yang menjadi misteri
Tapi ia terlalu jauh…sejauh hatiku dari Dia
Aku terlalu merindui Dia, rindu yang terlalu mendalam
Pada bintang yang berkerdipan…
Ingin sekali aku memiliki jiwa yang seterang dan sesuci cahayamu, agar bisa kumendampingi Dia sampai akhir hayat
Alangkah agungnya Dia!
Aku kembali ke kamar, terus menatap bintang yang indah berkerdipan…


(8.30 p.m.<2 Oktober 2005>
 -9.11 p.m.<3 Oktober 2005>) 

No comments:

Post a Comment