Telah kulagukan melodi cinta nan suci buatmu
Telah kusimpulkannya menjadi kenangan yang paling erat dalam
hidupku
Di pepasir pantai nan indah disaksikan nyanyian ombak
menderu
Buat pengubat rindu yang semakin mendalam, buat melerai
resah dan gundah
Izinkan aku membelai wajahmu, Aryanna Emelda…
Tatkala bibirku dan bibirmu bersatu dan kita bicara tanpa
suara, tanpa paramasastra
Waktu itu hanya kehangatan nafasku, nafasmu lebih
memahaminya
Atau biar saja aku menjadi kelambu malam-malammu
Sebagai pelindung daripada segala kecelakaan yang bakal
menantimu
Dan kau bisa saja lena di ribaku lantas dibuai mimpi penuh
indah, penuh wangi
Dan semarakkanlah cinta kita berdua disirami harum kasihmu
Aryanna Emelda, lambang cinta kasih aku dan dia
Izinkanlah aku terus menjadi pengandal kehebatanmu
Membiarkan aku terus mengusap manja penuh ghairah tubuhmu
sehingga tiada terkata
Atau biar saja aku berendam dalam perigi kasih kita berdua
Akan kuteruskan membelah ombak menerjah badai, mengemudi
cinta ke pelabuhan sana, menagih kasih sang puteri nan ayu lagi indah
Dewi kencana bernama Aryanna Emelda
Apa bisa aku melayari khayalan nan luas tiada bertepi
bersamamu ke pulau cinta duhai Aryanna Emelda?
(10 September 2004, 11.36 p.m.-12.00 a.m.)
No comments:
Post a Comment