Terjaga aku dari lena pabila terdengar bisikan kasihmu
Lembut belaianmu di pipiku membangkitkan keghairahan untuk
bersamamu
Lantas bibir mungilmu kurapati lalu kunikmati ia bersamamu
Saat itu, hanya mata dan hati kita berbicara tanpa bahasa
indah, tanpa nada puitis
Kurasai getaran itu di dalam dada saat renunganmu menusuk ke
mataku
Ada rahsia kasih yang tak mampu kau ungkapkan kepadaku
Namun aku terlalu memahami gerak tubuhmu, aku memahami
bahasa matamu
Sayang, kehadiranmu membawa sejuta makna yang sarat dengan
keindahan
Melengkapkan pelayaran indah kisah hidupku bersama sang
arjuna
Hati terpaku kagum tatkala tangismu yang pertama memenuhi
ruang hidupku
Saat itu aku keliru, benarkah hadirmu telah kurasai?
Layaknya seperti bidadari kau mewarnai lukisan hidupku,
mencorakkan duniaku
Lantas kuikrarkan semua adalah untukmu, hanya untuk dirimu
Sayang, suatu hari nanti tatkala kau mula ingin memahami
sifat dunia…
Tatkala hatimu memang telah tetap untukku…
Akan kubawa kau menyusuri dan merasai memori cinta aku dan
dia di persiaran indah itu
Di situ nanti, kau akan lebih mengenali makna “kasih”…
Ikrarku, selagi langit memayungi bumi, selagi itulah kasih
ini kurelakan untukmu…
(9.20 a.m.-9.39 a.m. 29 September
2004)
No comments:
Post a Comment