Total Pageviews

Tuesday, 8 August 2017




Yang mencintai udara jernih.
Yang mencintai terbang burung-burung.
Yang mencintai keleluasan dan kebebasan.
Yang mencintai bumi.

Mereka mendaki ke puncak gunung-gunung.
Mereka terngadah dan berkata, ke sanalah Soe Hok Gie pergi.
Kembali ke pangkuan bintang-bintang.
Sementara bunga-bunga negeri ini tersebar sekali lagi.
Sementara sapu tangan menahan tangis.
Sementara December menabur gerimis.

--
Soe Hok Gie-- salah satu sosok yang tak pernah bosan aku baca berulang kali buku-buku, kisah hidup serta karya-karyanya.
Mati di puncak Mahameru tanggal 16 Disember 1969.
Hayatnya ditakdirkan menyatu dengan Semeru, tempat bersemayamnya para dewa.
Gie mati muda namun 'hidup' di hati banyak orang sehingga kini pun.
Berbahagialah mereka yang mati muda.
Semoga satu hari nanti aku bisa menjejak dengan kaki sendiri di tanah terakhir Soe Hok Gie melawan dunia.

Selamat beristirahat dalam dakapan Semeru, Gie...

//Orang orang di Persimpangan Kiri Jalan, terima kasih Malioboro, kerna di kota Jogja aku bisa menemukan buku ini//


--13 Juli 2017--

No comments:

Post a Comment