Jemari lentikmu anggun mengokang laras puisi yang memuntahkan ribuan makna
Laras-laras dingin penyangga pagi
Di antara angkasa dan kota mati, kita terbangun oleh riuhnya pasar senjata
Jejak rindumu memukul mundur ruang dan waktu
Dan ketika gelita adalah gerhana, kau sandarkan mimpi pada belati
Malam bertaring, menerjang hingga ke tulang
Sakitmu itu kekal ketika surga dirajai bencana
Tanpa lentera kau kejar malam hanya untuk tersesat di dalam hatinya
Kau adalah kutukan peradaban, bergerak serentak tanpa seragam, tak pernah henti berkarat
Di dunia maya katamu kebencian lebih cepat menular
Menarik jangkar, harungi badai di samudera mimpi
Semoga pilumu temukan dermaga
Tenang, aku di sini dan akan tetap di sini jika kau masih memilih untuk mau berpaling padaku.
--12.38pm, 6 August 2017--
No comments:
Post a Comment