Total Pageviews

Tuesday, 23 July 2024

 

Di tanah tua ini, cahaya Nusantara telah lama bergemintang.
Sayangnya, kini gemintangnya semakin malap.
Di tanah ini, para petarung bangsa menumpahkan darah dan keringatnya.

Di tanah ini, banyak mutiara telah ditenggelamkan.
Cuma menanti merindu ditemukan.
Di tanah ini, para kesatria menangis membakar mahkotanya.

Suatu hari nanti ketika menjelang hari benderang, kita akan berpijar melawan zaman.
Di sini, di tanah ini.

Dirgahayu tanah tumpahnya darahku, tanah kemegahanku.


-- 3 July 2024--



SEJATI LAWAN DUNIA

 Maka, langit hitam pun lantas pelan-pelan bergemintang.
Cahayanya di mana-mana.
Sebuah mimpi besar untuk cinta kembali menerjang tembok itu.
Lantas, aku dibangunkan oleh hujan dan senda gurau alam yang merindu akan cintamu duhai jejaka.

Selamat datang, penawan sukma...
Terpujilah segala aroma tinta yang akan terus bersabda tentangmu.
Terhapuslah segala sengsara tawa durjana yang membungkam jiwa.
Kau kan abadi, lekat di prasasti.

(Teruntuk pria yang berjaya menawan sukma, petarung sejati)

--3 July 2024, 6.51pm--


 Kalau sayang cuma sama kamu, aku bisa apa?


-21 June 2024-

Tuesday, 12 March 2024

Hari di mana bahagia dapat kita peluk dengan utuh.
Hari di mana kita bisa melewati berbagai bentuk ombak yang hampir membuat kita rapuh.
Hari di mana tak ada mata yang mempedulikan aksi kita.
Hari di mana kita melupakan bahawasanya usia hanya sebentar. 
Hari di mana kita tertanya-tanya, Tuhan sudikah Kau turunkan kami bahagia untuk selamanya?
Hari di mana kita rayakan keberadaan kita bersama.

Dan pada hari ini, Tuhan menjawab semuanya.
Kalau memang kamu yang lebih dulu abadi, aku terima.

--31 May 2022--


Saturday, 18 September 2021

SASTERA HAMBA KEPADA TUAN

Kalaulah Dia mendengar semua yang aku bisikkan di setiap sujudku, adakah Dia mau memberi semua?
Kalaulah di setiap jatuh air mataku diangkat naik ke langit, adakah Dia percaya?
Dan kalaulah Dia tau semua aibku, nescaya Dia berpaling dari mau melihat aku.

Tinggi bahasaku berbasa basi meminta segala.
Ah sayangnya, apa yang ditulis Raqib cuma sebesar zarah. 
Di pundak kiri terlalu berat. 
Engkau wahai sang pemilik hati, pandanglah aku...
Engkau sang tujuanku, dengarkan lolongan aku.
Buka seluas-luas cakrawala untuk aku menuju kamu.

--18 September 2021, 11.0pm--

ROMANTISME AGUSTUS

 Pagi ini beda. Beda amat. 
Seperti ada turut campur semesta di segenap hal.
Riuh nyanyian hujannya, dingin tiupan bayunya, gemintang semua yang di langit, beda...
Segala penantian sudah terjawabkan. 
Sekali lagi, ruang imaji aku kau sentuh. 
Sebuah rentang waktu yang panjang kau lolos dan pecahkan.
Ah, kamu itu apa? 
Dan kenapa kembali lagi dalam ruang imajiku dengan mendadak?
Berbelas tahun, sayang, kita tak pernah berdamai.
Nadanya mendatar, dirimu memang bukan punyaku. 
Cukup di garis ini saja ya?
Mohon Tuhan, Kau cukupkan semuanya di sini saja.
Biar aku bunuh mati saja apa yang tersimpan selama ini. Biar rapi dalam arkib. 


--19 August 2021--

SELAMAT TIGA PULUH EMPAT,AQILAH!

 Selamat tiga puluh empat cintaku, hormatku, kaseh dan sayangku...
Semoga damai dan berbahagia di rumah baru, di tempat penciptamu.
You're not here anymore, but a part of you is still in my heart.
Semoga kita diizin Tuhan untuk berjumpa lagi di syurga di usia 33 nanti.
Semoga Tuhan kasihankan kita dan bagi kita berjumpa lagi.
Dan semoga semesta merestui.

Nur Aqilah Atiqah binti Abdul Latif, 25/8/1987-10/11/2019

--25 August 2021, 12.01 am--