Kamu yang sedang tertegun di jalan sana
Setiap yang jatuh di matamu aku ingin larut bersama kamu
Kamu yang pernah begitu dekat dengan aku
Tapi kenapa selalu menjauh?
Apa kamu bimbang?
Apa kamu takut?
Mendengar dan menonton ceritera hidup aku yang tidak pernah statik,
kenapa tidak kamu pernah untuk datang selamatkan aku?
Oh ya, kamu mencuba...
Dan terus mencuba
Hinggakan aku buta untuk terperasankan semua itu
Aku terkabur untuk melihat kewujudanmu
Kamu yang di seberang laut China Selatan, berada di bawah bayu Kinabalu,
kenapa baru sekarang?
Kenapa beralah untuk berebutkan aku di waktu gemilang itu?
Kamu gentar ya sayang?
Apa kamu takut untuk berada di garis cabaran?
Apa kamu goyah dengan semua yang bakal diperkatakan mereka?
Usah gentar wahai kanda...
Kerna aku yang di masa itu sedang buta dek palsunya cinta
Aku di ketika dulu sedang sesat dipukau asmara yang bertopengkan rasa semata
Wahai manis, maukah kau memilikiku kembali?
Yang suatu ketika dulu pernah dekat dengan jiwa kamu?
Sudikah kau mau mencintai aku yang jiwanya sedang tergantung ini?
Mari sayang, mari dekat semula denganku
Ayuh manis, kita bina semula perasaan berbunga-bunga yang pernah larut dalam tubuh kamu dulu
Janji padaku, bisa jadi lelaki terakhir yang hidup dalam jiwa seorang aku
Ya manis?
Mari, kita paksikan 'rasa' yang sedang tumbuh dalam kita kepada satu ikatan yang megah itu.
--6 September 2016 12.00 am--